Sabtu, 10 November 2007

Kenangan BEM STAIN Kudus 2005


Pergulatan pertarungan menduduki kancah "menara gading" di tingkat mahasiswa dalam penghujung akhir tahun 2004 sangat membuat "jenuh" semua aktifis yang ada di kampus STAIN Kudus saling "pandang-memandang" untuk menggapainya. Tak lebih pertarungan itu tidak hanya melibatkan organisasi internal kampus, namun organisasi eksternal justru yang dominan mempengaruhi pergulatan yang ada saat itu mungkin jauh kedepanpun seperti itu, semisal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sangat perperan aktif kala itu dengan mempromosikan kadernya masing-masing untuk di distribusikan menjadi orang nomer satu di dataran mahasiswa, ini adalah sebuah tradisi tahunan setiap organisasi eksternal yang ada di lingkungan STAIN Kudus.

Dengan segala pemikiran dan tenaga yang penuh, PMII kala itu masih di percaya mahasiswa secara umum, alhamdulillah Sahabat Mustaqim kala itu terpilih menjadi Presiden Mahasiswa dan dai adalah satu-satunya kader interpretasi dari PMII.


Masa Kepengurusan

selama satu tahun kepengurusan BEM STAIN Kudus 2005, ternyata tidak semudah yang di bayangkan si-penulis sebelum menjadi pengurus BEM kala itu, ternyata menjadi tanggung jawab yang sangat berat sekali, walaupun hanya satu tahun. Persoalan suka dan duka telah dialami semua pengurus yang ada dari yang asyi' dan yang penuh dengan beda pendapat sehingga menimbulkan konflik sedikit di dtaran pengurus, namun kala itu alhamdulillah dapat di bendung dengan konsolidasi baik secara formal mauopun informal. sebetulnya banyak sekali persoalan yang melanda BEM kala itu, bahkan kalau di tulis di sini mungkin ng' ada tempat untuk menulisnya


Kenangan Manis

kumpul sesama pengurus, guyonan bareng di salah stu rumah sahabat adalah kenangan yang tak terlupakan, apalagi dirumahnya sahabati Nikmatun tepatnya di desa kopek, Purwodadi, Grobogan. penuh lika-liku perjalanannya, batunya masih "prengkel-prengkel"sehingga bagaikan naik kereta api "mendat-mendut tapi atos", namun tak henti-hentinya bagaikan seorang yang di landa banjir di hadapan muka penuh semangat untuk bersilaturohim ke rumah sahabati yang satu ini

Tidak ada komentar: